Masih teringat benar bagaimana kesannya menyadari betapa ibu memandangi kedua tanganku dan buku itu, dan rasanya meskipun aku ingin menaruh buku itu kembali namun sorot matanya melarangku, seolah membatin bahwa entah aku tetap memegangnya ataukah menaruh buku itu ia tetap tahu dan yakin bahwa aku menyayangi Okta, dan kata batin ibuku ini meninggalkan satu siksaan halus yang tidak kunjung dicabu…