Ketika Kesadaran-Ego didapatkan pada tingkatan terntentu, “Aku”, menyadari bahwa ia pada sifat dasarnya yang paling dalam tak leboh dari Kehendak, melihat bahwa Kebalikan dari Emosi dan Perasaan hanyalah hal ihwal yang menjadi miliknya, namun bukanlah dirinya, hal-hal yang objektif untuk Diri subjektifnya. Ia melihat mereka sebagai pakaian yang bisa dikenakan dan dicopot, sebab pakaian itu …