Text
Ada Apa Dengan Riba
Ketika ada sebuah ancaman bahaya, banyak elemen masyarakat yang berbondong-bondong
membangun kewaspadaan untuk menghindarinya. Ada banyak cara yang dilakukan,
baik dengan cara pencegahan (preventif) maupun upaya penyembuhan (kuratif). Semua
itu dilakukan dengan kampanye dan memberikan edukasi di masyarakat.
Bagi masyarakat kita, standar penilaian terhadap potensi bahaya, kebanyakan hanya dibatasi
pada sesuatu yang mengancam fisik. Sementara bahaya non fisik atau potensi
bahaya yang tidak terindera maupun dampak buruk yang tidak langsung, umumnya
kurang mendapatkan perhatian.
Karena itu, kita tidak mendengar ada kampanye, “Awas bahaya laten RIBA!” atau
“Awas bahaya zina!” atau “Awas bahaya laten syirik!” dan semacamnya. Sebab banyak
diantara masyarakat yang kurang menyadari bahwa itu semua berbahaya.
Sahabat Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu pernah menceritakan pengalamannya
ketika bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
“Banyak orang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kebaikan.
Sementara aku sering bertanya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tentang
hal-hal yang buruk, karena aku khawatir, keburukan itu akan menimpaku.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Inilah salah satu prinsip yang selayaknya kita bangun, berusaha mengenal dan memahami
setiap potensi keburukan, atas dasar kekhawatiran, jangan sampai keburukan itu
menimpa diri kita.
Mengenal riba dan berikut prakteknya di masyarakat, tentu saja tujuannya bukan
untuk dipraktekkan. Namun kita mengenal dan memahami riba, agar bisa semakin
mewaspadai setiap praktek riba di sekitar kita.
Tidak tersedia versi lain