Novel ini ditulis pada saat Indonesia digerogoti oleh gurita korupsi yang amat dahsyat. Belum tampak titik terang kapan kejahatan luar biasa ini bisa dihalau keluar Nusantara. Dengan menempatkan Bung Hatta sebagai idola, penulisnya masih punya harapan bahwa masa depan Indonesia masih bisa diselamatkan oleh anak-anaknya yang tidak hanyut dalam arus idealisme musiman.